Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konsep Sosiologi Keluarga

Konsep Sosiologi Keluarga

  
 Sosiologi Keluarga  
    
         Sosiologi keluarga merupakan sebuah pranata penting dalam kehidupan manusia yang memiliki hak yang sah untuk berkembang seksual, mengorganisasi kerja dalam rumah tangga dan pengasuhan anak. Sedangkan menurut Jet Sprey seorang ahli sosiologi mengatakan bahwa keluarga merupakan sebagai suatu sistem konflik yang lebih sering terjadi dibandingkan dengan gejala harmoni atau keserasian,  sehingga interaksi yang penuh masalah dalam keluarga akan terjadi apabila aturan-aturan tidak diterapkan secara konsekuensi dan hanya diterima oleh satu pihak saja. Sosiologi keluaraga berkaitan dengan perubahan sosial. Pada masyarakat yang ditandai oleh perubahan sosial yang pesat, atau masyarakat yang bersifat terbuka terhadap banyak kebudayaan atau struktural, kita dapat mengharapkan banyak orang untuk melihat kebiasaan-kebiasaan dan kepercayaan-kepercayaan yang ada pada mereka dalam lingkungan socialnya secara langsung dengan suatu sikap intelektual yang netral dan obyektif. Namun penerimaan itu rupanya lebih mencerminkan suatu pilihan yang sadar, dari pada masyarakat itu berada dalam keadaan stabil, atau sama sekali tidak ada alternatif-alternatif budaya.
       Sebagai contoh, apabila bentuk-bentuk keluarga tradisional diterima secara mentah-mentah, mungkin tidak pernah terlintas dalam pikiran anak muda bahwa ada alternatif lain dan realisasi untuk menikah (sesudah masa pacaran seperlunya) dan untuk berkeluarga. Tetapi dalam suatu masyarakat maju, dimana bentuk keluarga tradisional dan pelan-pelan yang didasarkan pada seks sedangkan mengalami perubahan yang pesat, anak muda, dapat merasakan kebutuhan untuk memilih di antara beberapa alternatif yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa orang akan memberikan reaksi sesuai dengan harapan dan tekanan yang datang dari keluarga atau teman-teman tanpa memikirkan secara sadar akan datang alternative-alternatif lain; namun alternative-alternatif itu baru ada kalau mereka mau melihatnya. Ada kekecualian terhadap generalisasi ini. Beberapa orang yang hidup dalam lingkungan social yang stabil dan terlindungi tidak mempertahankan suatu sikap yang nonrefleksi atau yang nonkritis terhadap kenyataan sosialnya. Dalam komunikasi kampung yang stabil dan orang-orang berpikir bebas, orang yang skeptis, orang yang tidak konformis yang mempertanyakan apa yang tidak pernah dibuat orang lain. Orang muda mempertanyakan kebiasaan-kebiasaan dan kepercayaan-kepercayaan yang sudah mapan; dalam proses untuk mencoba memberikan jawaban-jawabannya, orang tua menjadi lebih reflektif dan lebih kritis terhadap dirinya sendiri. Di lain pihak, orang yang berada dilingkungan social yang mengalami perubahan yang pesat dimana ada sejumlah alternatif subkultural mungkin tidak melihat lingkungan sosialnya itu sebagai sumber teka-teki intelektual; bias saja mereka hidup begitu saja tanpa adanya suatu refleksi yang mendalam mengenai sesuatu yang lain dari pada hidup dari hari ke hari, yang mungkin mengalami kepuasan pribadi dan mereka agak senang dengan cara seperti itu.

           Dalam kehidupan keluarga terdapat delapan fungsi keluarga yaitu:

1. Fungsi Agama

Fungsi  yang pertama terdapat dalam sebuah keluarga adalah fungsi agama. Keluarga sebagai tatanan sosial kecil dalam masyarakat memiliki fungsi sebagai tempat memperkenalkan dan kepercayaan tentang keberadaan Tuhan yang maha Esa, dan mengajarkan cara beribadah benar. Seperti misalnya, bagi keluarga yang memeluk agama islam, pada telingga setiap bayi baru lahir dan dilantunkan adzan ditelingga kanan dan bacan iqomah ditelinga kiri. Jadi fungsi yang pertama dalam keluarga adalah fungsi agama, karena pendidikan awal mengenai agama terdapat didalam keluarga.

2. Fungsi Sosial dan Budaya

Dalam fungsi sosial dan budaya, keluarga sebagai tempat pembinaan dan penanaman nili-nilai luhur budaya yang selama ini ada dalam tata kehidupan mereka. Keluarga sebagai basis untuk membentuk generasi yang mengerti aturan sosial. Mengenai norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, mengenai aturan-aturan tak baku bagaimana cara bersosialisasi terhadap sesama manusia, bagaimana manghargai alam dan kehidupan sosial. Diharapkan anak-anak, sebagai generasi penerus dari sebuah keluarga, diberikan pendidikan mengenai tingka laku sesuai dengan fase perekembangan mereka.

3. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang.

Fungsi cinta kasih mempunyai makna bahwa keluarga harus menjadi tempat untuk menciptakan suasana cinta dan kasih sayang dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.  Dalam satu keluarga, diharapkan akan saling memberikan perhatian dan kasih sayang. Dengan berlimpahnya kasih sayang, diharapkan akan terbentuk manusia-manusia memiliki kecerdasan emosional yang baik sehingga tercipta keluarga yang berkualitas, dan seterusnya akan terbentuk generasi-generasi yang berkualitas sehinga akan menciptakan suasana yang nyaman dalam kehidupan bermasyarakat.

4. Fungsi Perlindungan

Keluarga mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung bagi anggota Keluarga. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa keluarga harus memberikan rasa aman, tenang dan tentram bagi anggota keluarganya (Bkkbn, 2013 hal: 10).

5. Fungsi Ekonomi

Keluarga adalah tempat membina kualitas kehidupan ekonomi, dan kesejahteraan keluarga. Fungsi ekonomi serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kehidupan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang.

6. Fungsi Pendidikan

Keluarga sebagai tempat pendidikan pertama bagi anak-anak generasi penerusnya. Sebuah keluarga idealnya mampu menjadi tempat dimana terjadi interaksi yang mendidik. Suami terhadap istri, atau orang tua terhadap anak-anaknya. Memberikan pendidikan pada anak-anak sesuai dengan tahapan usiaadalah salah satu fungsi pendidikan dalam sebuah keluarga. Fungsi pendidika ini dapat diaplikasikan dengan cara menyekolahkan anak-anaknya sesuia dengan perkembangan usia. Diharapkan dengan diberikan pendidikan melalui pengetahuan tingka laku sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

7. Fungsi Lingkungan

Seperti fungsi-fungsi lainnya, fungsi lingkungan merupakan satu dari delapan fungsi keluarga. Dalam fungsi ini keluarga memiliki peran penting dalam menciptakan warganya yang mampu hidup harmonis dengan lingkungan masyarakat sekitar dan alam, dalam bentuk keharmonisan antar anggota keluarga, keharmonisan dengan tetangga serta keharmonisan terhadap alam sekitar.

8. Fungsi Reproduksi

Salah satu tujuan dari perkawinan adalah memperolah keturunan sebagai pengembangan dari tuntunan fitra manusia. Dalam hal ini keturunan diperoleh dengan bereproduksi oleh pasangan suami istriyang sah (Bkkbn, 2013 hal: 10).

       Peran dari sosiologi keluarga dalam penelitian ini adalah menjelaskan tentang bagaimana alur menjadi keluarga yang sejahtera, baik dari segi perilaku, materi, dan pendidikan. Hubungannya dengan penelitian ini yaitu ketika pandangan masyarakat tentang program KB ini sesuai dengan yang diharapkan pemerintah maka hasilnya yang akan terjadi pada masyarakat adalah menjadi keluarga yang sejahtera. Sosologi keluarga lebih menujukan tentang hasil yang akan di dapatkan masyarakat ketika program itu berjalan dengan baik.

KAJIAN SOSIAL
KAJIAN SOSIAL Assalamualaikum Wr. Wb Abd Rahman Asril, sudah ngeblog dari tahun 2015, dan saat ini mengajar di MTs. Negeri 1 Pohuwato, Gorontalo

Posting Komentar untuk "Konsep Sosiologi Keluarga"