Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Komunitas Anak Punk Dalam Perspektif Sosial

Komunitas Anak Punk Dalam Perspektif Sosial

KOMUNITAS ANAK PUNK DALAM PERSPEKTIF SOSIAL DI KOTA GORONTALO
(Studi Tentang Makna Dan Identitas Sosial Anak Punk)
Oleh:
FARADIBA LUMAELA BINTI ADLI ABDULLAH, 281412021, 2019.

Pembimbing I Bapak Ridwan Ibrahim, S.Pd, M.Si Dan Pembimbing II Ibu Dr. Rahmatiah, S.Pd., M.Si.

ABSTRAK
Penelitian inti bertujuan untuk mengetahi makna dan identitas sosial anak punk di Kota Gorontalo. Data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian. Teknik pengumuplan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara. Analisis data dalam penelitian ini mnggunakan pendekatan kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Komunitas Anak Punk Dalam Perspektif Sosial Di Kota Gorontalo adalah meliputi a). Mayoritas masyarakat di Indonesia memandang Punk masih negativ hingga sekarang bahkan dianggap sebagai seorang kriminal. Hal ini karena anak punk yang diketahui adalah yang banyak berada dijalan dan mencari uang dengan cara mengamen dan lain-lain namun hal ini sedikit berbeda dengan tanggapan masyarakat Gorontalo yang mana para anggota komunitas Punk menuturkan bahwa kota Gorontalo adalah satu-satunya kota di Indonesia yang menerima dengan terbuka tentang keberadaan komunitas anak punk. Sehingganya hal ini yang menguatkan para anggota komunitas punk untuk tetap bertahan hidup di kota Gorontalo. b). Seorang punk memiliki ideologi anarchy. Pada tahap ini punk memang hidupnya berbeda dengan orang lain.tapi mereka memiliki keyakinan tersendiri. Mereka tidak mau dikekang, mereka tidak mau menjajah pada intinya menjadi individu merdeka dan bebas merdeka. Punk memiliki ideology anarchy bukan berarti perusuh, pembuat kekacauan namun arti sesungguhnya anarchy adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri. c). Motif mengikuti punk adalah agar dapat berdiri sendiri dengan kata lain menjadi manusia mandiri dan dapat pengalaman hidup yang lebih berarti tanpa harus menduduki bangku sekolah. d). Punk ingin menjadi bagian dari masyarakat dan diakui keberadaannya.

Kata Kunci: Komunitas Punk Gorontalo, Identitas Sosial, Makna, Ideologi Punk.



          Punk adalah sebuah komunitas yang berdiri pada tahun 1908 dan didirika oleh Michael Bakkunin. Komunitas ini lahir pada masa revolusi industry di Inggris, dimana pada saat itu, struktur masyarakat didominasi oleh kaum buruh yang termarjinalkan. Mereka mencoba mengkritik kebijakkan pemerintah melalui lagu-lagu dan nyanyian. Sejumlah literatur dan catatan sejarah menyebutkan, punk berasal dari singkatan Public United Nothing Kingdom artinya sekumpulan anti peraturan kerajaan. Mereka menilai peraturan itu hanya bisa memaksa tanpa memikirkan penderitaan rakyat. Punk lahir sebagai gerakan perlawanan anak muda berlandaskan keyakinan we can do it ourselves. Adanya komunitas anak punk merupakan bentuk dari kenakalan remaja. Dengan demikian, factor yang menyebabkan adanya komunitas punk meupakan factor dari kenakalan anak remaja itu sendiri. Masa remaja adalah saat-saat pembentukkan dimana lingkungan sangat berperan mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan teman sebaya dan lingkungan duia luar.
Punk bukanlah sekedar fashion, komunitas punk merupakan bagian dari kehidupan dunia underground. Mereka tidak haya sekelompok anak muda yang berpenampilan ekstrim hidup dijalanan dengan music yang keras tetapi yang mendasar mereka punya ideology social dan politik. Komunitas ini juga menghasilkan karya yang cukup banyak namun mereka tidak terlalu mengekspos karya mereka.
           Komunitas anak Punk adalah sebuah fenomena sosial yang tengah mewabah diseluruh kota-kota besar di Indonesia. Mereka berada di pusat-pusat kota dengan penampilannya yang ekstrim. Komunitas punk lebih terkenal dalam hal penampilan, penampilan yang sangat menonjol dalam komunitas ini dan menjadi ciri khas anak punk. Apa yang dikenakan anak Punk bukanlah tanpa makna karena bagi mereka ini merupakan cara untuk menunjukkan solidaritas. Semua yang dikenakan adalah simbol yang bermakna bagi komunitas mereka rambut mohawk ala suku Indian (rambut paku) dengan warna warni yang terang atau mencolok sepatu boots, rantai dan spiker (gelang berduri), body piercing (tindik), tattoo, jaket kulit, celana jeans ketat, baju yang lusuh atau Shirt hitam. Fenomena merebaknya anak Punk di berbagai Kota merupakan suatu masalah yang kompleks. Mereka bertahan selama bertahun-tahun di jalanan dan bertahan dijalanan walaupun banyak ancaman dan Punk yang dianggap sampah yang mengganggu dalam kehidupan bermasyaraka serta menjadi satu bagian dari sebuah lingkungan di suatu kota.
Bagi mereka punk adalah pilihan hidup untuk mereka yang menghendaki kehidupan dengan penuh kebebasan, dimana gaya hidup serta perilakunya mereka sendiri yang menjadi tolak ukurnya. Meskipun sebagian besar yang tergabung adalah anak-anak broken home, keadaan ekonomi dan pola pergaulan.  Pesan yang terkandung pada simbol-simbol punk dimaknai berbeda oleh sebagian besar masyarakat kota Gorontalo yang masih kental akan tradisi dan budaya yang penuh dengan etika dan sopan santun. Tak jarang muncul pandangan miring dari masyarakat yang ditujukan pada komunitas punk kota Gorontalo. Mereka dianggap sampah masyarakat, kriminal, preman, perusuh, pemabuk, pemakai obat-obatan, urakan dan orang-orang yang dianggap berbahaya.
         Keberadaan komunitas punk di Gorontalo banyak ditemukan di titik-titik keramaian kota seperti di sekitar Pertokoan Kota Gorontalo. Anggota punk di Gorontalo termasuk dalam komunitas anak jalanan, dimana mereka hidup, tumbuh dan memenuhi kebutuhan hidup di jalanan dengan cara mengamen. Dari penjelasan yang dipaparkan diatas , peneliti mengangkat judul penelitian yaitu: “Komunitas Anak Punk Dalam Perspektif Sosial Di Kota Gorontalo

 Alasan Peneliti untuk meneliti objek kajian Punk karena tertarik dengan pencarian jati diri anak-anak remaja melalui komunitas Punk baik dari gaya hidup, berinteraksi antar sesama, cara berpakaian, dan aliran musik . Peneliti juga tertarik alasan mereka keluar dari rumah dan alasan-alasan lain yang membuat mereka turun ke jalan.

itulah penjelasan singkat mengenai Komunitas Anak Punk dalam Perspektif Sosial. untuk lebih lengkapnya mengenai pembahasan materi tersebut silahkan klik 


KAJIAN SOSIAL
KAJIAN SOSIAL Assalamualaikum Wr. Wb Abd Rahman Asril, sudah ngeblog dari tahun 2015, dan saat ini mengajar di MTs. Negeri 1 Pohuwato, Gorontalo

Posting Komentar untuk "Komunitas Anak Punk Dalam Perspektif Sosial"