Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Pada pertemuan kali ini saya akan membahas mengenai Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Pada Materi
 Pembentukan Harga Pasar Di Kelas Viii-1 Smp Negeri 6 Gorontalo.


BAB IPENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Pembelajaran sebagai suatu proses dimana terjadinya interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar dan dengan melalui pembelajaran tersebut pendidik berupaya memberikan bantuan kepada peserta didik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik itu sendiri. 

Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang hampir sama dengan pengajaran, walaupun mempunyai pengertian yang hampir sama tetapi sebenarnya terdapat perbedaan diantara keduanya. Kalau dilihat dalam konteks pendidikan, sebenarnya guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektifitas perubahan pengetahuan yang ditentukan, juga dapat mempengaruhi perubahan sikap serta keterampilan seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.

Hal terpenting yang harus diingat adalah tujuan utama penyelenggaraan pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Dalam hal ini guru memegang peranan penting untuk pencapaian tujuan tersebut, termasuk didalamnya dengan segala macam model pembelajaran yang dikembangkannya. Maka yang berperan sebagai pengajar berfungsi sebagai pemimpin belajar dengan ilmu manajemenya, sedangkan siswa berperan sebagai pelajar atau individu yang belajar.

Usaha guru dalam mengatur dan memenej kelas serta menggunakan berbagai variabel pengajaran merupakan bagian penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan. Karena itu pemilihan model dan strategi pembelajaran yang berlandaskan upaya memberikan bimbingan kepada siswa. Dari sini terrefleksi bahwa belajar tidak semata-mata berorientasi kepada hasil, melainkan juga berorientasi kepada proses. Dengan proses yang berkualitas akan memperoleh hasil yang berkualitas pula.

Disamping faktor guru, faktor siswa juga sangat penting dalam proses pembelajaran. Karena salah satu hakekat pembelajaran adalah terjadinya perubahan tingkah laku seseorang dengan adanya pengalaman, pengalaman tersebut bisa berasal dari lingkungan yang diciptakan maupun yang tidak diciptakan atau dengan kata lain lingkungan sosial seseorang tersebut. Perubahan itu akan memberikan hasil yang optimal jika perubahan itu memang dikehendaki oleh yang belajar dan didukung pula oleh pengajar yang berkompoten untuk mendukung terjadinya kondisi perubahan tersebut.

Pada dasarnya dalam diri pendidik terdapat sebuah harapan dimana pendidik menginginkan dan selalu berupaya mencari cara agar bagaimana supaya peserta didik menggusai serta dapat mencapai setiap kompetensi pada setiap  mata pelajaran yang ada. Harapan ini belum sepenuhnya terwujud karena peserta didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya yang memiliki bermacam karakter, watak, sifat dan sikap yang berbaur menjadi satu dalam ruang yang bernama kelas, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Kondisi beragam tersebut harus diselaraskan dengan tugas transformasi ilmu dan nilai seorang guru. Mengajar bukan lagi usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan melainkan juga usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang membelajarkan subjek didik agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara optimal.

Pembelajaran  pun tidak terlepas dari pengembangan pengajaran atau dalam hal ini yaitu proses pembelajaran khususnya disiplin ilmu pengetahuan sosial. Sebagai salah satu landasan untuk dapat membantu dalam memahami kondisi sosial, maka ilmu pengetahuan sosial  harus sejalan dengan kemajuan zaman yang ada. Sejalan dengan itu pula, tujuan dari pembelajaran ilmu pengetahuan sosial adalah untuk dapat memahami permasalahan-permasalahan yang ada dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang dapat berguna dalam memecahkan setiap masalah yang berhubungan dengan mata pelajaran itu sendiri. Ilmu pengetahuan sosial juga tidak terlepas dari berbagai metode pembelajaran yang digunakan untuk dapat mencapai tujuan tersebut. 

Kenyataaan yang selalu terjadi di sekolah adalah penggunaan model pembelajaran yang belum sesuai yang diterapkan oleh guru kepada siswa sehingga memungkinkan penyelesaian permasalahan-permasalahan dalam proses pembelajaran belum terstruktur dengan baik.

Sesuai hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti kepada guru di SMP Negeri 6 Gorontalo hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi pembentukan harga pasar rendah, dimana dari jumlah siswa 39 orang hanya 23 orang atau 59% siswa mendapatkan nilai ≥ 80 dan 16 orang atau 41% siswa mendapatkan nilai di bawah angka 80. Hal ini disebabkan oleh siswa masih kurang memahami materi pelajaran serta kurangnya minat belajar siswa karena proses pelaksanaan pembelajaran di kelas VIII-1 dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi pembentukan harga pasar masih bersifat konvensional dimana guru lebih aktif dibanding siswa dan kegiatan pembelajaran sebagian besar berpusat oleh guru dalam artian guru lebih banyak berbicara sedangkan siswa lebih banyak mendengarkan.      

Rendahnya hasil belajar siswa sebagaimana yang terungkap di atas, membutuhkan upaya guru untuk mencari alternatif pemecahan masalah dalam memperbaiki proses dan meningkatkan hasil pembelajaran tersebut, maka diperlukan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pembelajaran yang sedang berlangsung saat itu juga.

Dengan demikian, merupakan hal yang sangat penting bagi para pengajar menguasai model pembelajaran yang relevan dengan materi yang diajarkan. Karena dengan menguasai model pembelajaran tersebut, maka tujuan pembelajaran yang hendak kita capai dalam proses pembelajaran dapat tercapai dan tuntas sesuai yang diharapkan.

Salah satu alternatif yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi pembentukan harga pasar. Dengan menggunakan model dengan metode ini diharapkan siswa bisa lebih memahami materi serta dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas VIII-1 pada materi pembentukan harga pasar. 

pembahasan kali ini masih bersifat proposal, jadi apabila teman-teman ingin mengenai pembahasan selanjutnya mengenai proposal ini  silahkan klik 
https://www77.zippyshare.com/v/t8r3rFXk/file.html terimakasih telah mengunjungi blog saya, semoga pembahasan singkat ini dapat bermanfaat bagi kita semua

KAJIAN SOSIAL
KAJIAN SOSIAL Assalamualaikum Wr. Wb Abd Rahman Asril, sudah ngeblog dari tahun 2015, dan saat ini mengajar di MTs. Negeri 1 Pohuwato, Gorontalo

Posting Komentar untuk "Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif"