Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

EFEKTIFITAS MANAJEMEN PESERTA DIDIK

 EFEKTIFITAS MANAJEMEN PESERTA DIDIK
 DALAM PEMBINAAN MORAL
( STUDI KASUS MAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO)

oleh : ZULKIFLI  S. ARIF
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan saat ini terutama di lembaga Sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Paguat adalah rendahnya moral siswa. Ada beberapa faktor yang dapat diidentifikasikan sebagai penyebab mengapa moral siswa di MAN Paguat tersebut masih rendah, yaitu antara lain adalah sebagai berikut:

1. Penerapan sanksi disiplin atas pelanggaran tata tertib sekolah masih belum optimal yang                       berdampak pada efek jera peserta didik
2. Implementasi pembinaan moral siswa belum perjalan secara efektif
3. Sistem penyelenggaraan proses pembelajaran belum sepenuhnya dijalankan secara terpadu (ada          yang mondok di ponpes, dan ada yang bebas)
4. belum semua guru mampu melaksanakan tugas profesinya sebagai pendidik secara profesional            yang mendukung pembentukan moral siswa sesuai visi dan misi MAN.

Krisis nilai-nilai karakter bangsa dan makna perjuangan hidup yang dialami suatu bangsa akan berdampak luas terhadap timbulnya berbagai krisis-krisis lainnya yang apabila tidak segera dapat diatasi dengan penuh kesadaran bersama maka pada gilirannya akan membawa akibat buruk terhadap perkembangan pola pikir masyarakat. Lebih berbahaya lagi apabila perubahan pola pikir tersebut mengancam  kepentingan bangsa dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Menurut Hasan (2003: 152) menyebutkan bahwa salah satu fenomena yang sekarang sedang berkembang yang kita hadapi adalah ‘menipisnya disiplin moral’. Hal ini terjadi hampir di semua lapisan masyarakat. Banyak orang yang tidak peduli lagi terhadap sikap  dan perilakunya. Gejala penyalahgunaan sikap rasional, teknikal dan profesional menjadi gaya hidup (yang hanya mempertanyakan: apa yang dapat dilakukan?), dan mengabaikan sikap moral dan etis (yang mempertanyakan: apa yang baik dilakukan?), apalagi sikap spiritual yang relegius (yang mempertanyakan: apa yang halal dilakukan?).

Modernisasi telah melahirkan kebudayaan modern yang berintikan liberalisasi, rasionalisasi dan efisiensi. Kebudayaan semacam ini ternyata secara konsisten terus melakukan proses pendangkalan kehidupan spiritual umat manusia, karena mengakibatkan terjadinya kekeringan nilai-nilai rohaniah. Kekeringan rohani ini juga mengakibatkan kebingungan warga masyarakat, khususnya kalangan muda untuk menemukan pegangan hidup. Akibat selanjutnya, banyak di antara warga masyarakat tersebut terjerumus ke dalam perilaku-perilaku amoral.

Di kalangan remaja dan pelajar, merosotnya nilai-nilai moral dan karakter peserta didik ini dapat dilihat dari beberapa kejadian dan perilaku tindakan kriminal yang semakin merebak dalam berbagai jenis, bentuk, dan polanya yang sering dijumpai dalam media massa dan elektronik. Fenomena seperti itu dapat dilihat dengan adanya perkelahian antar-pelajar, banyak berkeliarannya siswa pada jam sekolah, penggunaan obat terlarang (narkotika, ekstasi, dan sejenisnya), kebut-kebutan di jalan raya, pemerkosaan, pencurian, pecandu minuman beralkohol, penodongan, pelecehan seksual, dan perilaku lainnya yang melanggar nilai etika dan norma susila di kalangan remaja/pelajar. 

Adapun tempat kejadiannya bisa terjadi di kota-kota besar, kota kabupaten, dan bahkan di pelosok-pelosok daerah termasuk di lingkungan lembaga sekolah. Jika hal ini berlangsung terus dan dan tidak dikendalikan secara tepat maka akan berdampak negatif terhadap merosotnya lembaga pendidikan sebagai tempat untuk membina dan mendidik generasi muda sebagai penerus bangsa yang berakhlak mulia. Undang-undang Sisdiknas (2003:pasal 2), menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

untuk lebih lengkap mengenai pembahasan ini, silahkan klik
 https://www88.zippyshare.com/v/JvQVB341/file.html terimakasih telah berkunjung di blog saya, semoga bermanfaat.

KAJIAN SOSIAL
KAJIAN SOSIAL Assalamualaikum Wr. Wb Abd Rahman Asril, sudah ngeblog dari tahun 2015, dan saat ini mengajar di MTs. Negeri 1 Pohuwato, Gorontalo

Posting Komentar untuk "EFEKTIFITAS MANAJEMEN PESERTA DIDIK"