KONSEP KEBUDAYAAN
SISTEM BUDAYA
Masyarakat dan budaya merupakan dua
aspek yang tidak dapat terpisahkan. Dalam arti bahwa setiap kelompok masyarakat
entah itu masyarakat yang bersifat tradisional maupun modern pasti memiliki
suatu budaya yang tidak dapat dilepaskan dari masyarakat pendukungnya. Karena
budaya itu melekat pada individu-individu dalam suatu komunitas yang diwujudkan
dalam bentuk nilai-nilai, sikap, kepercayaan, norma, hukum dan sistem perilaku.
Kebudayaan menurut E.B Taylor adalah
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan lain
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, kebudayaan mencakup semuanya yang
didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan
terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang
normatif. Artinya, mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir,
merasakan, dan bertindak.[1]
Kebudayaan
merujuk pada satu sistem keyakinan-keyakinan dan praktek-praktek. Sebuah sistem
arti dan makna yang tercipta secra historis yang menuju pada hal-hal yang sama,
sebagai sebuah sistem keyakinan dan praktek. Dimana, satu kelompok manusia
memahami, mengatur dan menstrukturkan kehidupan
individual dan kolektif mereka. Sebagai sebuah cara, baik untuk memahami
maupun untuk mengorganisasikan kehidupan masnusia.[2]
Kebudayaan menurut Fay[3]
adalah seperangkat kompleksitas keyakinan, nilai, dan konsep, yang memungkinkan
bagi suatu kelompok untuk kehidupannya atau sebagai pandangan hidup (world
view). Setiap
kebudayaan memiliki idenya sendiri tidak hanya tentang apa yang penting di
dunia tetapi juga tentang bagaimana manusia seharusnya bertindak yang terdiri
dari norma-norma dan nilai-nilai. Nilai adalah ide tentang sesuatu yang baik,
yang diharapkan, atau yang penting. Norma dan nilai-nilai tak dapat ada tanpa
adanya simbol-simbol. Simbol itu berupa bahasa, gerak, isyarat, bunyi, atau apa
saja yang mempunyai arti. Simbol-simbol memungkinkan kita untuk menciptakan,
mengkomunikasikan, dan mengambil bagian serta mengalihkan komponen-komponen
kebudayaan kepada generasi berikutnya.[4]
Koentjaraningrat berpendapat bahwa ada
tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia[5].
Yaitu :
1. Sistem
religi dan upacara keagamaan
2. Sistem
sosial dan organisasi kemasyarakatan
3. Sistem
pengetahuan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem
Mata pencaharian hidup
7. Sistem
teknologi dan peralatan.
Setiap suku bangsa mempunyai sistem
kebudayaannya sendiri dan tidak setiap suku bangsa dapat dengan mudah menerima
unsur-unsur kebudayaan dari luar. Misalnya, sistem pengobatan dapat dimasukkan
ke dalam unsur sistem pengetahuan suatu bangsa yang dalam realisasinya dapat
dimasukkan ke dalam unsur teknologi.[6]
Posting Komentar untuk "KONSEP KEBUDAYAAN"