Memahami Kebijakan Etika Berpakaian dan Pergaulan Mahasiswa Ditinjau dari perspektif Sosiologi Kritik
OLEH :
ABD. RAHMAN ASRIL
Etika merupakan adat kebiasaan yang
dapat mempengaruhi perilaku individu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Etika dapat diartikan juga sebagai sopan santun yang berlaku disuatu tempat
yang harus diikuti oleh setiap individu atau masyarakat guna terjaminnya
ketertiban dan keamanan di suatu tempat tersebut. Dan apabila ada individu
maupun kelompok yang yang melenceng dari etika yang telah ada, maka individu atau
kelompok tersebut akan mendapatkan sanksi yang tegas dari pemimpin dan bahkan
akan dijauhi oleh orang. Sama halnya dengan kita yang berada disalah satu
universitas yang merupakan salah satu institusi dalam hal pendidikan tinggi
yang tentunya akan ditemua berbagai macam peraturan yang berlaku guna menciptakan
hubungan yang harmonis antara mahasiswa maupun dosen yang berada dillingkungan
kampus. Semua kebijakan yang berkenaan dengan proses perkuliahan terdapat dalam
buku pedoman akademik yang harus ditaati oleh setiap individu maupun kelompok
yang berada dalam institusi ini. Terutama dalam hal ini para mahasiswa yang
masih dalam proses perkuliahan tentunya harus mematuhi setiap aturan yang
berlaku.
Terutama yang berkenaan dengan etika
dalam berpakaian dan pergaulan mahasiswa maupun mahasiswi yang berada
dilingkungan kampus. Berpakaian yang baik dapat mencerminkan perilaku mahasiswa
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Oeh karena itu tidak ada salahnya jika
salah satu etika mahasiswa dalam hal berpakaian dicantumkn oleh pihak
universitas guna menciptakan keindahan dalam diri seorang mahasiswa tersebut. Akan
tetapi, saat ini kita lihat bahwa aturan-aturan yang telah ditetapkan tidak
berjalan dengan optimal. Kita sering melihat mahasiswa yang memakai pakaian yang
ketat terutama bagi kalangan mahasiswi yang selalu berpakaian yang mengikuti
zaman tanpa menyeleksi dengan keadaan tubuh mereka. Dan masih banyak lagi
pelanggaran dalam hal berpakaian yang tida sesuai dengan kaidah yang telah
ditetapkan. Mulai dari pakaian oblong, celana yang robek dibagian lutut dan
bahkan sampai dalam sepatu yang sering diijak pada bagian belakangnya dan
bahkan sampai memakai sandal untuk ke kampus. Hal ini justru tidak mencerminkan
bahwa mahasisea seperti itu berada dalam lingkungan kampus. Meskippun anggapan
orang mengenai kampus merupakan dunia kebebasan, terutama dalam hal pakaian.
Terkadaang banyak mahasiswa mengatakan jika memakai
pakainaya yang tertutup dikatakan kurang gaul, ketinggalan modern, tapi jika
kita lihat sekarang ini banyak wanita yang terlihat lebih cantik jika
menggunakan pakain yang tertutup, pakian juga menghindarkan kita dari
pelecaehan seksual, kita juga bisa dihormati dan diseganai dikalangan
masyarakat. Di dalam pergaulan ramai, lazim adanya orang-orang nakal dan
orangorang iseng yang suka menggangu wanita.
Masih dalam hal berpakaian, mengapa ada perbedaan
yang mendasar antara pakaian mahasiswa pendidikan dan non pendidikan ? padahal
mereka berada dalam lingkungan kampus. Selama ini kita melihat bahwa mahasiswa
yang mengambil jurusan pendidikan diharuskan untuk berpakaian rapi dan bahkan
diharuskan memakai pakaian hitam putih
sedangkan mahasiswa yang non pendidikan tidak terlalu dituntut untuk itu
yang terpenting dikenal dengan istilah “bebas tapi rapi” entah siapa yang
mengugtarakan kata tersebut. Mengapa tidak disamakan saja antara mahasiswa pendidikan
dan non pendidikan dalam hal berpakaian. Padahal antara antara mahasiswa
pendidikan dan non pendidikan akan berinteraksi dengan msyarakat, hanya bedanya
mahasiswa pendidikan nantinya akan lebih bayak dalam proses belajar-mengajar. Pada
umumnya peradaban manusia sejak dahulu
kala telah mengenal kehadiran wanita murahan itu dan bergaya serta bertutur yang merayu. Sikap yang demikian itulah yang banyak mangundang perhatian laki-laki terutama mereka
yang nakal dan iseng. Dalam kaitan keadaan seperti dipaparkan di atas, Islam
telah memberikan petunjuk supaya wanita
mukmin (yang baik-baik dan terhormat) membedakan
dirinya dengan wanita murahan, terutama dalam hal berbusana dan agar mereka berpegang pada nilai imam dan
akhlak mulia.
Pada intinya, etika berpakaian
mahasiswa merupakan suatu kebijakan yang bisa dikatakan tidak berjalan secara
maksimal, karena kita dapat melihat kebanyakan dari mahasiswa itu sendiri yang
tidak lagi memperdulikan lagi aturan tersebut. Yang alasan utamanya bahwa pihak
kampus telah berlebihan dalam membuat suatu kebijakan. Seperti contohnya adalah
mahasiswa diharuskan memkai kemeja, padahal memakai kaos berkerak juga
dibenarkan dalam berpakaian. Namun, yang terjadi sekarang ini, para pemimpin
yang memimpin suatu fakultas maupun jurusan yang melarang memakai kaos
berkerak.
Etika pergaulan adalah sopan santun atau tata krama
dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar
norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum, dan
lain-lain.
Sedangkan dalam
hal pergaulan mahasiswa, Pergaulan di kampus sangat berhubungan dengan perilaku
individu sebagai bagian masyarakat kampus. Perilaku individu tersebut amatlah
beragam, namun keberagaman itu tentunya dalam batas-batas yang sesuai dengan
norma moral masyarakat kampus yang sudah ditetapkan dalam kebiasaan kampus.
Perilaku mahasiswa selaku individu manusia sebagian besar perilakunya berupa
perilaku yang dibentuk. Dalam hal ini etika pergaulan dibutuhkan dalam
bersosial dengan masyarakat khususnya masyarakat yang ada di luar
lingkungan kampus. Pergaulan adalah
interaksi antarindividu dalam mengenal lingkungan sosialnya, bisa bersifat luas
yakni oergaulan dengan banyak orang atau sering bergaul dengan orang lain.
Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang mengarah kepada pembentukan
kepribadian yang sesuai dengan nilai dan norma sosial, kesusilaan dan kesopanan
yang berlaku.
Memang setiap orang memiliki kebebasan
untuk melakukan hal sesuka hatinya tapi perlu diingat bahwa dalam menjalani
hidup, kita tidak hanya hidup seorang diri, kita hidup berdampingan dengan
orang lain di mana kita pun secara tidak langsung berkewajiban menjaga perasaan
orang, dan membuat orang lain menjadi nyaman dengan tingkah laku kita.
Sebagai
seorang mahasiswa yang sekarang telah memasuki suatu fase kehidupan menjadi
manusia dewasa harus mempunyai prinsip hidup yang jelas. Dengan demikian,
mahasiswa banyak menghabiskan waktu di kampus. Oleh karena itu, kampus memiliki
peranan yang sangat penting dalam membentuk moral dan tingkah laku mahasiswa
yang akan mempengaruhi etika. Dan etika itu sendiri sebagai ilmu melanjutkan
kecenderungan kita dalam kehidupan bermasyarakat.
Masih
berhubungan dengan pergaulan dikalangan mahasiswa, sudah pasti tidak terlepas
dari perkembangan zaman yang semakin maju. Dengan perkembangan zaman itu
mahasiswa rentan terhadap pengaruh-pengaruh dari kebudayaan luar sehingga
mereka mengikuti kebudayaan yang dibawa oleh orang asing. Mereka tidak sadar bahwa mereka sudah terpengaruh oleh kebudayaan luar
tersebut. Pergaulan dikalangan mahasiswa merupakan pergaulan yang sering
menimbulkan perubahan dimasyarakat dikarenakan mahasiswa merupakan penerus
bangsa yang terdidik dan sering menjadi contoh di masyarakat.
Ada beberapa pengaruh positif dan negatif dari pergaulan dikalangan
mahasiswa. Pengaruh positif dari pergaulan dikalangan mahasiswa yaitu mereka
mudah memperoleh informasi-informasi baru sehingga mudah bagi mereka mengikuti
perkembangan-perkembangan zaman yang semakin pesat di era globalisasi ini. Dan
dengan pergaulan dikalangan mahasiswa tersebut mereka juga dapat saling
bertukar fikiran antara mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang lainnya
sehingga mereka memperoleh sesuatu yang bermanfaat bagi mereka sendiri. Dengan adanya pergaulan
tersebut mereka dapat membentuk sebuah organisasi dikalangan mahasiswa demi
perubahan-perubahan pada diri mereka sendiri dan negara kita.
Dan dengan organisasi tersebut mahasiswa dapat belajar untuk memutuskan
sebuah masalah dan mengambil keputusan secara bermusyawarah demi mencapai
sebuah keputusan yang baik dan keuntungan dari organisasi itu juga mereka
diajarkan mengeluarkan pendapat dan belajar untuk bertanggung jawab atas semua
yang dilakukan. Dan juga mereka dapat saling menutupi kekurangan diri mereka
sendiri dengan saling membantu dalam setiap masalah. Dan dampak positif lainnya
yaitu membiasakan diri mereka untuk berinteraksi antara mahasiswa yang satu
dengan yang lainnya sehingga mudah bagi mereka apabila mereka ada
ditengah-tengah masyarakat.
Dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh pergaulan dikalangan mahasiswa
yaitu mereka mudah terpengaruh oleh hal-hal yang baru sehingga mereka mudah
terjerumus kedalam pergaulan-pergaulan yang tidak bertanggung jawab seperti
pergaulan bebas, narkotika, mabuk-mabukan dan berhubungan di luar nikah. Mereka
sebenarnya sadar bahwa hal tersebut merupakan hal yang melanggar norma agama
dan hukum yang berlaku namun mereka tidak perduli dikarenakan mereka menganggap
bahwa yang dilakukannya itu tidak salah
dimata mereka.
Mereka sudah tidak memperdulikan lagi dampak apa saja yang ditimbulkan
dari sikap-sikap yang melenceng dari norma-norma tersebut. Penyebab mereka
terjerumus kedalam pergaulan-pergaulan yang seperti itu yaitu faktor dari
pergaulan antar mahasiswa yang kurang sadar akan bahaya-bahaya yang ditimbulkan
dari pergaulan yang tidak sesuai dengan norma agama dan hukum itu. Dan kontrol
dari orang tua yang kurang peduli dengan apa yang dilakukan mahasiswa tersebut
karena orang tua terkadang berfikiran bahwa mereka sudah dewasa dan tau apa
yang dilakukannya tetapi terkadang anggapan orang tua seperti itu salah
dikarenakan seseorang dapat terjerumus ke dalam pergaulan yang kurang terpuji
itu oleh pengaruh teman sesama mahasiswa yang kurang terpuji sifatnya.
Dan dampak negatif dari pergaulan dikalangan mahasiswa lainnya yaitu
mereka terkadang membuat sebuah organisasi yang dalam kerjanya tidak demokratis
sehingga terjadi perselisihan diantar anggota dan apabila menyampaikan pendapat
melalui demo-demo yang sering terjadi bentrok diantara para pendemo dan petugas
kepolisian yang sebenarnya itu hanya bertujuan menyampaikan pendapat. Dan
terkadang juga para pendemo itu sering merusak fasilitas umum yang sebenarnya
dalam pembangunan fasilitas umum tersebut menggunakan dana-dana pajak yang di
pungut dari masyarakat. Sehingga masyarakat pun terkadang tidak setuju dengan
adanya demo-demo yang sering menimbulkan ketidak nyamanan bagi masyarakat dan
merusak fasilitas seperti itu disekitar
lingkungan masyarakat.
Contohnya saja sebagai mahasiswa yang
beretika kita harus saling membantu dan peka dengan keadaan sekitar, apa yang
terjadi dalam lingkungan masyarakat yang ada disekitar kita. Sebagai insan
kampus yang memiliki etika pergaulan yang baik sebaiknya kita juga turut andil
apabila dalam sebuah lingkungan masyarakat terjadi suatu permasalahan. Bisa
jadi sumbangsih pemikiran kita bisa membantu memecahkan suatu permasalahan
tersebut. Di dalam kampus, kita juga dituntut untuk mampu menyelesaikan
persoalan-persoalan dan peka dengan keadaan di sekitar kampus. Contoh lainnya
yaitu sebagai mahasiswa haruslah bersikap adaptif jadi mau di manapun dia
berada haruslah bisa menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan baik, serta bisa
bergaul dengan masyarakat yang ada di lingkungan tersebut. Dan masih banyak
lagi perbuatan yang menerapkan etika pergaulan di dalam kampus ke dalam
masyarakat yang berada di luar kampus.
Dengan demikian dari berbagai cara
pembentukan perilaku dapat diketahui perilakuperilaku yang berhubungan dengan
pergaulan mahasiswa di kampus. Perilaku-perilaku tersebut sangatlah beragam
sesuai dengan macamnya pergaulan yang
dilakukan mahasiswa di kampus. Pergaulan mahasiswa di kampus berhubungan dengan
perilaku komunikasi antara mahasiswa dengan dosen, antara mahasiswa dengan
mahasiswa dan antara mahasiswa dengan pegawai universitas, Dengan perilaku yang
ditampilkan menjadikan seseorang akan mendapat penilaian di mata orang lain dan
masyarakat.
Dengan
kata lain pergaulan yang ada di dalam kampus sangat berdampak pada masyarakat.
Apabila dalam kampus saja mahasiswa mampu menerapkan etika pergaulan yang baik, pastilah dalam kehidupan sosial di masyarakat di luar
lingkungan kampuspun mahasiswa tersebut juga mampu menerapkan etika pergaulan
yang baik pula. Jadi
sebagai mahasiswa haruslah mempertahankan nama baik yang sudah ditanam dalam
pikiran masyarakat, jangan sampai mereka berubah pemikiran akibat para
mahasiswa melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak bertanggung jawab seperti
tawuran, demo yang tidak bertanggung jawab
dan menganggu masyarakat lainnya. Sangat disayangkan apabila kepercayaan yang
telah diberikan masyarakat kepada mahasiswa harus hilang begitu saja akibat
perbuatan-perbuatan yang tidak penting tersebut.
Ada kebijakan tentang larangan untuk larut di kampus,
padahal banyak kegiatan mahasiswa yang dilakukan sampai tengah malam, nongkrong
dengan teman-teman, bernyanyi dan sebagainya,
maupun internetan yang sekarang ini pada jam 22.00 mahasiswa diharuskan
untuk segera meninggalkan kampus. Padahal, selama pergaulan mahasiswa tidak
melenceng dari norma-norma yang berlaku, apa salahnya kalau membiarkan
mahasiswa untuk sampai larut malam di
kampus. Salah satu kebiasaan mahaswa adalah nongkrong dengan teman-teman. Kata
nongkrong bukan berarti tanpa mendapatkan apa-apa dari berkumpul tersebut, tapi
kita akan dapat berbagai ilmu hasil dari diskusi dengan teman-teman tersebut,
meskipun itu merupakan obrolan santai. Kebijakan masalah jam malam tersebut
akan mengurangi kreatifitas dari mahasiswa itu sendiri. Karena mahasiswa sangat
dibatasi berada didalam kampus.
Anda tidak punya data yang mengatakan orang yang berpakaian tertutup dijamin tidak akan mengalami pelecehan.
BalasHapus