PERUBAHAN POLA HUBUNGAN KIAI DAN SANTRI PADA MASYARAKAT MUSLIM TRADISIONAL PEDESAAN
Membicarakan Islam di Jawa tidak dapat dilepaskan dengan apa yang dinamakan kiai, santri, dan pondok pesantren. Santri dalam pengertian umum adalah mereka yang memusatkan perhatiannya pada doktrin Islam, khususnya penafsiran moral dan sosialnya. Namun aplikasi terhadap tafsiran moral dan sosialnya mempunyai penekanan yang berbeda-beda. Kaum santri Jawa, sebagaimana di daerah-daerah lain, tidaklah terpusat pada suatu komunitas geografis tertentu. Kelompok ini banyak tersebar di dua wilayah yang secara diametral berbeda, khususnya jika dilihat dari perspektif kondisi sosial budaya, ekonomi, dan pandangan masing-masing terhadap tradisi yang berkembang.
Makna Agama Bagi Masyarakat
Pedesaan
Konsep
agama bagi setiap pemeluknya adalah sebagai nilai spritualitas terhadap
keyakinan seseorang terhadap kebenarannya dan mengajarkan tentang kematian dan
menghadapi kematian yang ditakdirkan oleh Tuhan. Agama dikategorikan sebagai
sistem keyakinan dapat pula menjadi sistem kebudayaan dalam masyarakat sehingga
menjadikan motivasi serta penuntun setiap gerak-gerik tindakan yang dilakukan
manusia agar tidakmenyimpang dari koridor yang telah ditentukan oleh agama, dan
semua tuntunan itu terdapat pada setiap kitab suci yang diturunkan kepada
setiap agama.
Menurut
Geertz, agama merupakan pola-pola budaya yang secara mendalam memiliki aspek
ganda. Pola budaya yang berhubungan degan agama memberikan arti yaitu suatu
bentuk konsepual yang bersifat pilihan terhadap realitas sosial dan psikologi,
baik menyesuaikan dengan pola budaya dengan agama maupun menyesuaikan dengan
agama dengan budayanya. Geertz berpendapat bahwa agama adalah “(1) suatu sistem
simbol yang bertindak untuk (2) menetapkan dorongan hati dan motivasi yang
kuat, menembus dan bertahan lama pada manusia (3) dengan cara memformulasikan
berbagai konsep tentang suatu tatanan umum dari yang hidup dan (4) mewarnai
konsep-konsep ini dengan aura faktualitas sehingga dorongan hati dan motivasi
itu tampak sangat realistik.
Makna
Kiai Bagi Masyarakat Pedesaan
Seseorang
kiai menurut msyarakat pada umumnya khususnya masyarakat pedesaan diyakini
sebagai seseorang Pemimpin yang memiliki kelebihan spritual yaitu mampu
berhubungan dengan Tuhan dan sesama manusia. Serta seseorang yang mampu memberikan spirit serta
memberikan pengaruh kepada masyarakat serta memberikan kebenaran terhadap
sagamanya. Kiai bagi masyarakat islam
tradisional merupakan sebuah pemimpin umat yang memiliki keutamaan yang tidak
dimiliki oleh orang lain. Dikategorikan sebagai seorang kiai adalah seseorang
yang mempunyai ilmu keagamaan yang tinggi serta Sifat khas seorang kiai adalah
terus terang, berani, dan blak-blakan dalam bersikap dan bahkan sebagai seorang
ahli ia jauh lebih unggul daripada pemimpin agama formal dalam menerapkan
prinsip-prinsip ijtihad, yaitu mengenali ajaran-ajaran Islam secara
logika.
Secara
umum masyarakat jawa tingkah laku seorang kiai dikonsepsikan sebagai seorang
tokoh yang bekerja atau mengabdi kepada pesantren-pesantren yang mengajarkan
nilai-nilai islami kepada muridnya. Secara tidak langsung seseorang yang
dikategorikan sebagai seorang kiai memiliki status sosial yang tinggi
Pola
Hubungan Kiai dengan Masyarakat dan Tradisi-tradisi
Berbagai
macam kesibukan yang ada pada masyarakat guna peningkatan profesinya
dimasyarakat membuat pola hubungan masyarakat dengan kiai menjadi berkurang.
Hal ini disebabkan oleh perubahan mata pencaharian masyarakat pedesaan dari
sektor pertanian menjadi sektor industri yang membuat masyarakat disibukkan
dengan pekerjaan tersebut. Hal ini dikarenakan pada awalnya masyarakat bekerja
di sektor pertanian yang memiliki waktu waktu luang untuk bersosialisasi dengan
kiai tentang kehidupannya, sekarang mereka yang bekerja disektor industri
menjadikan pengaruh kiai dimasyarakat menjadi berkurang yang disebabkan oleh
adaya perubahan sosial yang terjadi dimasyarakat itu sendiri.
Menurut
Weber, abad ini dikategorikan sebagai zaman rasionalisasi dan intelektualisasi
yang dalam artian manusia senantiasa mengandalkan rasional maupun
intelektualnya dalam menyikapi kehidupan, mereka tidak lagi mengandalkan adanya
ilmu gaib atau hal-hal yang bersifat keramat dalam kehidupannya.
Posting Komentar untuk "PERUBAHAN POLA HUBUNGAN KIAI DAN SANTRI PADA MASYARAKAT MUSLIM TRADISIONAL PEDESAAN"